1.
Minyak Hidrolik
Minyak hidrolik merupakan bagain yang utama dari sistem hidrolik karena
minyak hidrolik adalah media pemindah daya dari pompa ke motor hidrolik. Menurut Czekaj
(1989), minyak hidrolik mempunyai sifat sebagai berikut :
1. Pelumasan komponen bagian dalam sistem
2. Mencegah korosi
3. Menstabilkan temperature dalam mesin
4. Menghantarkan tenaga dari pompa ke motor
hidrolik
Syarat-syarat dalam penggunaan minyak hidrolik pada sistem yang telah
ditetapkan antara lain:
1. Dapat mengalir dengan mudah tanpa adanya
kehilangan tenaga yang dikarenakan gesekan
2. Mempunyai berat jenis yang kecil
3. Tidak dapat dimampatkan
4. Tidak mempunyai partikel yang merusak
5. Tidak mudah menguap dan mengandung busa
2.6.3 Komponen Bantu Winch
Dalam pengoperasian winch sendiri membutuh
komponen-kompenen penunjang atau komponen-komponen yang salaing mendukung.
Komponen-komponen bantu winch antara
lain adalah :
1.
Trans Gear
Dalam sistem kerja winch fungsi dari pada trans gear disini
adalah untuk menyamakan arah putaran yang dihasilkan oleh mesin induk ke poros
kerja winch.
2.
Rem
Rem dalam sisitem ini berfunsi
untuk menghentikan putaran atau mencegah putaran yang tidak dikehendaki dan
mengunci tromol penggulung. Efek pengereman secara mekanis dengan gesekan dan
secara listrik dengan serbuk magnet. Dikapal perikanan yang panajng seluruh
kapal nya kurang dari 30
meter , prinsip rem yaitu sebuah dengan tenaga desak
menekan lapisan rem drum.
3.
Bearing
Dalam
sistem ini bearing berfungsi untuk penahan atau sebagai dudukan dari pada As winch yang dihubungkan langsung dengan
rantai penggerak yang dikopel langsung dengan As motor induk sehingga putaran
yang dihasilkan oleh motor induk tetap stabil dan seimbang.
4. Tali Baja (wire)
5.
Alat Ukur
Tekanan (pressure gauge)
Pressure gauge adalah alat yang berfungsi untuk mengukur tekanan cairan
pada sistem hidrolik. Alat pengukur tekanan ini digunakan oleh operator pada
saat winch beroperasi. Alat pengukur
tekanan ini juga dapat menggunakan sistem mekanik maupun sistem elektrik.
6.
Saringan
Fluida hidrolik harus dijaga tetap bersih dalam suatu sistem dengan
menggunakan filter (saringan halus disebut juga penapis) dan strainer (saringan
kasar). Yang membedakan antara strainer dengan filter adalah kemampuan
penyarinagn terhadap kotoran-kotoran yang melewatinya. Filter mempunyai
komponen penyaringan yang lebih halus, sehingga kotoran yang dapat tersaring
pun sampai butiran-butiran yang paling kecil. Berbeda dengan strainer, komponen
penyaring (cartridge) digunakan lebuh
kasar, sehingga butiran-butiran yang tersaring pun lebih kasar. Pemisah maknit
juga digunakan untuk menjerat kotoran-kotoran yang terbawa oleh fluida,
khususnya kotoran-kotoran dari logam seperti keausan yang ditimbulkan oleh
gesekan pada bidang-bidang bergerak (Sumber : Hartono, 1988)
Filtrasi (penyarinagn) fluida hidrolik adalah merupakan hal yang paling
penting untuk memelihara fungsi dan ketahanan sistem hidrolik. Kontaminasi
(kotoran) fluida terjadi melalui berbagai sumber, antar lain :
1. Kotoran yang tertinggal dalam sistem selama
dalam perakitan awal atau akibat kerja pemeliharaan seperti terak pengelasan
dan butir-butir pengelasan, sobekan pita silikon (pada penyekat),
lepasan-lepasan pada sambungan ulir, potongan-potongan bahan penyekat, dan
bram-bram penggerindaan.
2. Kotoran yang ditimbulkan ketika sistem
bekerja seperti lepasan-lepasan (bram) akibat gesekan antar logam dengan logam
atau non logam, endapan dan pernis karena oksidasi fluida, demikian juga karat
dan kodensasi air pada bagian dalam tengki.
3.
Kotoran
yang dihadirkan dari luar ke sistem. Hal ini terjadi pada penggunaan fluida
yang tidak sesuai, dan kotoran-kotoran yang dihadirkan oleh bram-bram sewaktu
perbaikan komponen.
7.
Pendinginan Oli (oil
cooler)
Pada sistem hidrolik tekanan tinggi, pendinginan fluida (oli) menjadikan
suatu masalah besar. Seringkali sirkulasi normal dari pada oli di dalam sistem
tidak begitu lama melakukan tugasnya. Oleh sebab itu mengapa pendingin oli
menjadi sangat umum dalam sistem hidrolik modern. Panas itu timbul oleh karena
gesekan antara molekul-molekul fluidanya ketika fluida itu dipompa hingga
mendorong elemen-elemen penggerak, katup dan sebagainya.
Apabila panas yang diradiasikan dari tangki (reservoir) terlalu rendah, mengakibatkan suhu fluida berada di
atas suhu operasi yang diinginkan, disebabkan oleh jumlah panas yang disuplai
dan diradiasikan. fluida ini harus didinginkan, dengan pendingin dimaksud agar
suhu fluida tertentu tidak terlampaui. Ada
dua macam sistem pendingin yang umum digunakan yaitu :
1. Pendinginan udara-oli (radiasi)
2. Pendinginan air–oli (konveksi)
Pada pendingin udara-oli, fluida yang dating dari sistem mengalir
kembali ke dalam sistem melalui tabung pendingin dengan memakai kipas (baling-baling).
keuntungan pemakaian sistem ini bahwa udara dingin yang diperlukan tersedia
disembarang tempat. Udara mengalir melewati pipa yang dibelok-belokan pada
suatu tempat dan fluida (oli) mengalir di sekeliling pipa dengan demikian akan
terjadi pemindahan panas dari oli ke udara.
Pada pendinginan air-oli digunakan air sebagai media penyerapan
panasnya. Pada sistem ini baik oli maupun air dialirkan dalam suatu pipa
berbelok-belok dalam suatu sistem (tempat tertentu) dan di sekelilingnya
dilingkupi oleh aliran air atau oli, tinggal bahan mana yang dipilih harus
melewati pipa pendinginnya. Pendinginan sistem air-oli memberikan angka
pendinginan yang lebih baik memuaskan, karena memang pada media pendingin air
mempunyai angka penyerapan panas yang besar dan air mudah dan murah didapatkan.
Perbedanya dengan pendingin udara bahwa : udara dapat diambil dan dibuang di
sembarang tempat, tetapi air harus memerlukan tempat atau wadah penampungan.
2.7 Perawatan
Sistem Hidrolik
Perawatan sistem hidrolik sangatlah mudah, fluida hidrolik memberikan
pelumasan dan melindungi terhadap beban lebih. Tetapi seperti mekanik-mekanik
yang lain, sistem itu harus dioperasikan dengan tepat, bila tidak akan
menimbulkan kerusakan pada operasi terlalu cepat, terlau banyak panas, terlalu
besar tekanan, atau terlalu banyak kontaminasi. Pemeliharaan yang tepat akan
mengurangi gangguan-gangguan atau kerusakan pada sistem (Sumber : Hartono,
1988).
Kebersihan adalah hal yang utama ketika memperbaiki sistem hidrolik,
ataupun membongkar komponen-komponen hidrolik saat diperlukan. Sebaiknya segala
bentuk kotoran seperti debu, pasir, bram harus terlepas dari sistem. Karena
pada prinsipnya butiran-butiran kecil yang dapat menggores permukaan bidang
katup, pompa, terutama pada bidang-bidang yang bergesekan, dan kemungkinan juga
dapat menyumbat lubang-lubang yang sempit sehingga akhirnya menyebabkan biaya
perbaikan dan pemeliharaan yang mahal. Bagian-bagian yang harus bersih adalah
oli, sistem, lingkungan kerja, dan sewaktu melaksanakan penggantian atau
penambahan oli.
2.7.1 Pencegahan Kebocoran
Pada prinsipnya ada ratusan penyebab kebocoran tetapi dapat digolongkan
menjadi dua bagian besar yaitu :
1. Kebocoran dalam
2. Kebocoran luar
Kebocoran dalam tidak menyebabkan kehilangan atau kerugian oli tetapi
menurunkan efesiensi sistem, sedangkan kebocoran luar luar menyebabkan kerugian
atau kehilanagn oli secara langsung dan menimbulkan banyak pengaruh lain yang
tidak diinginkan.
2.7.2 Pencegahan Panas Yang Lebih
Panas menyebabkan oli hidrolik menjadi lebih encer (viskositasnya
menurun) dan menurunkan efektivitas sistem. Maka diperlukan sistem pendingin
oli agar tetap pada suhu ruang. Dalam berbagai sistem, panas yang timbul cukup
dipindahkan melalui saluran-saluaran, komponen yang dilewati dan tangki untuk
menjaga suhu oli tetap pada suhhu ruang. Tetapi pada rangkaian-rangkaian
tekanan tinggi kecepatan tinggi, pendingin oli diperlukan untuk menghilangkan
panas ekstra. Pada prinsipnya panas lebih dapat menimbulkan :
1. Penurunan viskositas oli 4. Kebocoran ekstra melalui bagian
kerja
2. Merusak penyekat (seal) 5. Menurunkan hasil guna sistem
3. Endapan berbentuk terak
2.7.3 Pencegahan Udara di Dalam Oli
Apabila udara masuk ke dalam sistem hidrolik maka akan dapat menyebabkan
:
1. Pompa berisik
2. Pompa tidak beroperasi
3. Sistem bekerja tak menentu
4. Gerakan sistem tersebdat-sendat
Apabila tinggi permukaan oli di dalam tangki terlalu rendah,
gelembung-gelembung udara akan terbentuk di dalam tangki. Udara juga dapat
memasuki sistem melalui kebocoran dalam saluran pipa isap pompa ketika saluran
oli dibuka untuk perbaikan atau ketika sistem dikosongkan atau diisi ulang.
Untuk menjaga udara jangan sampai masuk ke dalam sistem dapat dilakukan dengan
:
1. Membuat ketinggian permukaan oli di dalam tangki
dijaga pada batas semestinya
2. Menganti bagian-bagian yang bocor pada
saluran hisapnya
3. Mengeraskan pengikat sambungan yang bocor,
pengerasan hanya sampai kebocoranya berhenti
4. Setelah melakukan perbaikan dan pengisian
ulang sistem harus dijalankan kemudian dimatikan sedikit-dikitnya empat kali
untuk membuang udara ke luar seluruh sistem. Pembuangan udara (bleeding) juga bias memperbaiki operasi
mesin baru setelah beberapa jam pemakaian.
5. Ketika memasang selinder terpisah ke
rangkaian, maka pembuangan udara dimulai dari selinder baru itu.
2.7.4 Pemeliharaan Saringan
Tujuan pemakaian saringan dalam sistem hidrolik adalah untuk menjerat
dan melepas kotoran di dalam oli. Saringan tidak bisa memperpanjang umur
pemakaian oli sama halnya sponge, kapasitas sebuah saringan oli juga terbatas.
Hanya butiran-butiran di atas ukuran tertentu dapat terhalang dan hanya satu
atau dua elemen yang menyebabkan lumpur (endapan) dapat tersaring.
Apabila saringan terlihat sudah tersumbat sebaiknya segera dibersihkan
atau diganti, saringan dan oli yang tepat khusus untuk sistem hidrolik akan
menjamin kenormalan kerja dari sistem hidrolik itu sendiri (Sumber : Hartono,
1988)
2.8 Manajemen Perawatan Winch dan Power Block
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusiadan sumber-sumber lainya secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu
tujuan bersama (Sumber : Hasibuan, 2005).
2.8.1 Tujuan Perawatan
Maimun (1995), menerangkan bahwa
pemeliharaan adalah kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk
menjaga suatu peralatan agar dapat digunakan saat dalam keadaan baik tanpa ada
gangguan. Tujuan dari pemeliharaan adalah :
1.
Memperpanjang usia pakai alat
2.
Menjamin kesiapan peralatan kerja
3.
Menjamin keselamatan kerja
4.
Menjamin kesiapan alat sewaktu
-waktu digunakan.
2.8.2 Perawatan Pencegahan
Perawatan pencegahan adalah kegiatan perawatan untuk mencegah timbulnya
kerusakan yang dapat mengakibatkan terhambatnya kegiatan produksi. Perawatan
ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan akibat kesalahan prosedur
yang sudah dilakukan seperti :
1. Sebelum dioperasikan perlu diperiksa
pelumasanya, (pada komponen yang perlu diberi grease).
2. Perubahan fluida pada tangki.
3. Kondi putar.
2.8.3 Perawatan Harian
Perawatan harian adalah perawatan yang dilakukan setiap harinya dimana
dalam waktu atau masa kerja selama 24 jam. Adapun perawatan harian meliputi :
1. Pengecekan tekanan minyak pada alat ukur
tekanan (pressure gage).
2. Pengecekan secara visual, tentang operasional
winch dan power block secara keseluruhan.
3. Pemberian gemuk (greace) pada bagian yang berputar seperti bolder.
4. Selalu memperhatikan kerja winch dan power block dalam keadaan baik.
5. Memeriksa tangki minyak hidrolik sebelum
dioperasikan.
2.8.4 Perawatan Mingguan
Perawatan mingguan adalah perawatan yang dilakukan setiap minggunya
perawatan. Adapun perawatn mingguan meliputi :
1. Pengecekan pelumasan pada bagian yang
berputar.
2. Memberi grease
pada bagian-bagian yang bergerak.
3. Mencatat kegiatan perawatan mingguan winch dan power block pada buku jurnal
mesin.
2.8.5 Perawatan Bulanan
Perawatan bulanan adalah perawatan yang dilakukan setiap sebulan sekali,
adapun perawatan bulanan meliputi ;
1. Mengganti bandel yang rusak.
2. Mengganti kanvas rem yang telah aus dan
rusak.
3. Mengganti tali baja (wire)
2.8.6 Perawatan Berkala
Perawatan berkala adalah perawatan yang dilakukan setiap satu tahunya,
adapun perawatan berkala meliputi :
1. Mengelurkan tali atau wire dari tromol.
2. Over hole pada winch.
3. Memeriksa kopling perantara winch dengan tenaga penggerak.
4. Mengganti kanvas rem.
5. Over hole tenaga penggerak.
6. Memeriksa bantalan penahan drum atau tromol
terhadap poros utama.
Untuk mencapai
keberhasilan secara maksimal dalam efektif
perawatan suatu mesin, perlu ditetapkan suatu menajemen
yang sesuai. Fungsi-fungsi manajemen secara umum dibagi atas :
2.8.7 Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah keputusan atau penentuan lebih
dahulu apa yang akan dikerjakan, jadi yang termasuk dalam perencanaan adalah
menetapkan peraturan-peraturan dan pedoman pelaksanaan tugas, menerapkan urutan
pelaksanaan yang harus dituruti, menetapkan ihtiar biaya yang diperlukan dan
rangkaian tindakan yang akan dilakukan dimasa yang akan datang.
Maimun (1995), menerangkan bahwa metode
pemeliharaan yang dilakukan dapat dibagi sebagai berikut :
1. Perawatan terencana
Pemeliharaan terencana
dibagi menjadi :
a.
Perawatan pencegahan antara lain :
- Perawatan pada waktu
operasi.
- Perawatan pada waktu
tidak operasi.
b.
Perawatan korektif yang dibagi
menjadi :
- Reparasi kecil.
- Over houl.
2. Perawatan tidak terencana
Perawatan tidak terencana disebut juga pemeliharaan darurat atau
perbaikan.
2.8.8
Organisasi (organising)
Pengorganisasian
merupakan pembagian tugas kepada setiap personil untuk melaksanakan kegiatan
perawatan secara sistematis, saling berkaitan untuk membentuk satu kesatuan
dalam usaha mencapai suatu tujuan.
Adapun tugas dari
Kepala Kamar Mesin (KKM), Masinis dan juru minyak di kapal adalah sebagai
berikut :
1. Kepala Kamar Mesin
(KKM)
a. Bertanggung
jawab atas beroperasinya mesin pada kamar mesin dan peralatan yang ada dikamar
mesin.
b. Mengadakan
pembagian tugas terhadap masinis dan juru minyak.
c. Melakukan
order suku cadang yang dibutuhkan pada saat berlayar.
d. Melakukan
perbaikan bila ada terjadi kerusakan pada motor induk, motor bantu dan pesawat
bantu kapal.
e. Membantu
penanganan udang diatas kapal.
f. Melaksanakan
jaga tiap 8 jam.
g. Mengecek
jurnal harian yang dilakukan oleh masinis dan juru minyak dikamar mesin.
Dalam hal ini Kepala Kamar
Mesin (KKM) telah melaksanakan manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan, baik terhadap masinis, juru minyak maupun kamar
mesin sendiri.
2. Masinis
a. Melaksanakan
jaga mesin dan mengisi jurnal mesin.
b. Membantu
Kepala Kamar Mesin (KKM) bila ada kerusakan pada mesin.
c. Menjaga
kelancaran kerja motor induk, motor bantu dan pesawat bantu.
d. Membantu
penanganan udang diatas kapal.
Masinis selaku bawahan Kepala Kamar
Mesin (KKM) telah melaksanakan fungsi manajemen yaitu pelaksanaan dan
pengawasan.
3. Oiler
a. Melaksanakan
jaga mesin sesuai daftar jaga.
b. Mengecek
dan mengisi bahan bakar dan minyak pelumas sewaktu jam jaga mesin.
c. Membersikan
kamar mesin.
d. Membantu
Kepala Kamar Mesin (KKM) dan Masinis bila terjadi kerusakan.
e. Membantu
penanganan udang diatas kapal.
2.8.9 Pelaksanaan (actuating)
Pelaksanaan
pemeliharaan winch yang dilakukan
meliputi :
1.
Perawatan harian.
- Melumasi
sumbu atau poros winch dengan grease.
- Memberikan
grease pada trans gear agar tidak terjadi keausan.
2.
Perawatan mingguan.
- Memberikan
grease pada winch.
- Memberikan
grease pada drum untuk mencegah terjadinya kavitasi.
3.
Perawatan bulanan atau tiap trip.
- Mengecat
bodi winch.
- Mengganti/
mengelas bagian winch yang rusak
atau keropos.
- Mengganti
kanfas rem.
2.8.10 Pengawasan (controling)
KKM bertugas melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan kerja yang telah direncanakan. Inti dari sebuah pengawasan adalah
membandingkan rencana kerja dengan pelaksanaan kerja. Kepala Kamar Mesin (KKM)
juga bertugas melakukan beberapa tindakan agar tujuan yang inginkan dapat
berhasil dengan baik. Adapun tindakan yang akan dilakukan Kepala Kamar Mesin
(KKM) antara lain :
- Memberi
contoh cara kerja yang baik dan benar.
- Memberi
teguran atas kelalaian tugas atau kesalahan kerja.
- Mengambil
alih tugas yang tidak dapat dikerjakan oleh bawahan.
- Memberikan
nilai sikap, semangat kerja dan loyalitas.
sip bos
BalasHapus