Kamis, 05 Juli 2012


2. TINJAUN PUSTAKA
2.1  Pengertian Pukat Udang  ( Trawl )
                Pukat udang adalah alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan. Umumnya jaring ini terdiri kantong (codend) yang berbentuk empat persegi panjang atau kerucut, dua lembar sayap (wing), di hubungkan dengan tali penarik (warp). Jaring ini di tarik hoirzontal di dalam air karena mendapat atau menerima tahanan air dari mulut jaring terbuka,keadaan ini di usahakan tetap terpelihara selama operasi di lakukan. Dalam mulut jaring yang di batasi head rope dan groun rope ini diharapkan agar ikan-ikan dan mahluk lain yang menjadi tangkapan dapat masuk bersama air yang tersaring,dengan perkataan lain ikan dapat tertangkap.dengan demikian, jaring bergerak aktif dan mengusahakan (dengan di tarik) agar ikan-ikan kedalam mulutnya (Ayodhya,1981).
            Menurut (Usemahu, 1985) pukat udang adalah merupakan hasil modifikasi dari pukat harimau, prinsip kerja alat ini adalah seperti saringan yang memisankan antara udang dan ikan-ikan yang besar,karena adanya kisi yang di pasang pada dua kerangka oval dan tersedianya jendela di bagian atas alat tersebut, maka ikan atau binatang lain yang besar tidak dapat masuk kekantong dan di salurkan keluar melalui jendela.alat ini di pasang di samping antara kantong jaring dan badan jaring.
2.1.1    Jenis-jenis Pukat udang (trawl)
            Berdasarkan letak jaring dalam air selama dilakukan operasi penangkapan ikan, trawl dapat dibedakan atas (Ayodhyua,1981).
1. Surface trawl (floating trawl),
Surface trawl (floating trawl), yaitu trawl yang di operasikan di permukaan air; Jaring ditarik dekat permukaan air, dan ditujukan pada ikan-ikan yang beruaya pada permukaan air (surfase water). Pada kenyataannya, operasi jenis-jenis trawl ini banyak mengalami kesukaran, sebabnya antara lain ialah pada umumnya jenis-jenis ikan yang beruaya pada permukaan air termaksud ikan-ikan yang “good swimmer”. Dengan demikian, haruslah jaring ditarik dengan cepat, dan kecepatan tarik ini harus lebih besar dari swiming speed yang di punyai ikan yang akan di tangkap. Akibat dari hal ini, kita akan memperoleh resistanse yang besar, tang selanjutnya menghendaki HP kapal yang besar. Oleh sebab itulah, surface trawl bertujuan menangkap ikan yang terrbatas pada ikan-ikan kecil yang lambat swiming speednya.

2.  Mid water trawl
Mid water trawl yaitu trawl yang di operasikan antara permukaan dan dasar perairan; Jaring ditarik pada depth tertentu secara horizontal, pada depth mana diduga merupakan swiming layer dari ikan-ikan yang menjadi tujuan penangkapan. Untuk menjaga agar mulut jaring terbuka dan selalu berada dalam depth yang dimaksud, selama masa penarikan yang dilakukan dengan kecepatan tertentu, tentulah menghendaki perhitungan-perhitungan yang rumit dan teliti.secara komersial,midwater trawl telah digunakan untuk menangkap herring di negara-nagara eropa utara,Kanada dan lain-lain. Sedangkan untuk jepang masih dalam penelitian dan percobaan.

3.  Bottom trawll
Bottom trawll yaitu trawl yang dioperasikan di dasar perairan. Jenis ini merupakan jenis yang paling umum. Dengan trawl .jaring ini di tarik pada dasar/dekat dasar laut,dengan demikian ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish) atau pun demersal fish. Termaksut juga disini udang-udangan dan kerang-kerangan.pada kenyataannya, sering juga tertangkap ikan-ikan surface yang diduga masuk jaring ketika jaring sedang di tarik naik.


2.1     Pengertian Winch
Winch adalah pesawat bantu di deck kapal yang berfungsi untuk mengulur dan menarik beban berat yang tidak dapat dilakukan oleh tenaga manusia. Penggunaanya sangat meluas sampai kapal kecil sekalipun memiliki satu atau lebih winch di atas deck kapal.
Menurut (Hartono, 1988), derek atau yang lazim disebut winch oleh mekanik-mekanik di kapal pukat udang adalah alat bantu yang membutuhkan putaran lamabat yang digunakan untuk mengangkat atau mengulur tali tros (tali baja) ataupun jaring pukat udang.

2.4   Jenis-Jenis Winch Serta Kelebihan dan kekuranganya
Ada beberapa jenis winch yang ada di kapal dan masing-masing mempunyai fungsi tersendiri, seperti winch cargo yang digunakan untuk mengangkat dan menurunkan barang atau untuk menarik dan mengulur tali tross (wire). Di kapal perikanan modern winch juga digunakan untuk alat bantu penangkapan ikan, seperti line hauler pada kapal long line, winch penarik jarring pure sein (power blok), winch penarik gill net dan winch penarik jarring trawl pada kapal trawl ikan maupun trawl udang.
Menurut (Traung J. Olof 1975), menyatakan bahwa jenis-jenis winch trawl yang digunakan untuk sebuah operasi kegiatan penangkapan dibagi atas dua  jenis winch diataranya adalah :


1.      Electric Winch
Yang dimaksud dengan Electric Winch ialah winch yang menggunakan tenaga penggeraknya  sebuah motor listrik dengan perantara kopling serta roda cacing dan dengan pertolongan pemindah roda gigi sehingga dapat berputar dan bebanpun dapat di tarik atau di angkat. Keuntungan menggunakan winch electric adalah  konstruksinya yang sederhana murah dapat dipercaya, dan dari pada itu perawatan serta perbaikan mudah serta ekonomis. Adapun kerugianya yang dimiliki dari winch electric adalah tenaga yang dihasilkan kecil (Sujanto, 1983).

2.      Hydraulic Winch
Hydraulic Winch adalah winch yang menggunakan fluida sebagai tenaga penggeraknya, fluida yang digunakan berjenis oli. Adapun keuntungan dari winch sistem hidrolik adalah tenaga yang dihasilkan besar serta dapat bekerja dengan kecepatan beban yang dapat diatur dengan mudah dan sama sekali tidak rebut. Dan kerugian yang dimiliki oleh winch sistem hidrolik ini adalah konstruksinya ruwet, tidak ekonomis dan perawatan serta perbaikan yang yang sulit (Sujanto, 1983).

2.5   Sistem Hidrolik
Kata hidrolik didatangkan dari Bahasa Yunani “hydor” yang berarti “air”. Ini terdiri dari semua benda atau zat dalam hubunganya dengan air. Fluida dipakai untuk memindahkan energi. Oli mineral secara umum banyak dipakai pada sistem ini, walau demikian minyak-minyak sintetis, air, atau emulsi air dan oli pada prinsipnya dapat juga dipakai, hanya dalam berbagai hal mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang sangat berarti (Hartono, 1988)

2.5.1    Prinsip Dasar Kerja Sistem Hidrolik
Dalam sistem hidrolik fluida cair berfungsi sebagai penerus gaya, minyak mineral adalah jenis fluida cair yang umum dipakai. Pada prinsipnya bidang hidromekanik (mekanika fluida) dibagi menjadi dua bagian seperti berikut :
1.      Hidrostatik : yaitu mekanikan fluida yang diam, disebut juga teori persamaan kondisi-kondisi dalam fluida. Yang termasuk dalam hidrostatik murni adalah pemindahan gaya dalam fluida, seperti kita ketahui conohnya adalah pesawat tenaga hidrolik.
2.      Hidrodinamik : yaitu mekanika fluida yang bergerak, disebut juga teori aliran (fluida yang mengalir). Yang termasuk dalam hidrodinamik murni adalah perubahan dari energi aliran dalam turbin pada jaringan tenaga hidro-elektrik.

Jadi perbedaan yang menonjol dari dua sistem di atas adalah dilihat dari fluida cair itu sendiri. Apakah fluida cair itu bergerak karena dibangkitkan oleh suatu pesawat utama (pompa hidrolik) atau karena beda potensial permukaan fluida cair yang mengandung energi (pembangkit tenaga hidro).
Prinsip dasar dari pada hidrolik adalah karena sifatnya yang sangat sederhana. Zat cair tidak mempunyai bentuk yang tetap, zat cair hanya dapat membuat bentuk menyesuiakan dengan yang ditempatinya. Zat cair pada prakteknya mempunyai sifat tidak dapat terkopresi, karena zat cair yang digunakan harus bertekanan tertentu, diteruskan kesegala arah secara merata, memberikan arah gerakana yang sangat halus. Hal ini sangat didukung oleh sifatnya yang selalu menyesuaikan bentuk yang ditempatinya dan tidak dapat dikompresi. Kemampuan-kemampuan yang diuraikan diatas akan menghasilkan penambahan kelipatan yang besar pada gaya kerjanya.
Karena sifat cairan yang selalu menyesuiakan bentuk yang ditempatinya, sehingga akan mengalir ke berbagai arah dan dapat melewati dalam berbagai ukuran dan bentuk. Untuk menjamin bahwa pesawat hidrolik harus aman dalam operasinya, hal ini dipenuhi oleh sifat zat cair yang tidak dapat dikompresi. Pada gambar 1 (satu) menunjukan apabila tuas itu ditekan kuat-kuat kearah botol yang tertutup rapat, maka botol itu pun akan pecah dalam waktu yang relatif singkat.
2.5.2 Fluida Hidrolik
Menurut Hartono (1988), fluida hidrolik yang berwujud minyak oli merupakan bagian yang sangat penting pada suatu sistem pesawat hidrolik. Sesungguhnya formulasi dan aplikasi dari fluida hidrolik adalah berupa cabang ilmu pengetahuan tersendiri.
Pada prinsipnya fluida hidrolik dapat berbentuk cair atau gas. Istilah fluida hidrolik datang dari istilah umun yang berbentuk cair yang digunakan sebagai media pemindah daya atau tenaga. Fluida berarti fluida hidrolik khusnya minyak oli campuran, atau fluida khusus tahan api berupa senyawa dari bahan-bahan sintetis. Fluida hidrolik dalam aplikasinya mempunyai empat tujuan utama, yaitu :

1.   Sebagai penerus gaya
Aplikasi fluida sebagai media penerus gaya, fluida harus dapat mengalir dengan mudah melalui komponen-komponen saluranya, terlalu banyak hambatan untuk mengalir akan sangat besar tenaga yang hilang. Fluida sedapat mungkin mempunyai sifat tidak kompresibel sehingga gerakan yang terjadi pada saat pompa dihidupkan atau katup terbuka dengan segera dapat dipindahkan.

2.   Pelumasan
Sebagain besar pada komponen hidrolik, pelumasan bagian dalam disediakan oleh fluida cair. Elemen pompa dan komponen-komponen lain yang bergesekan saling meluncur satu terdapat lainnya, sehingga antara dua bidang yang melakukan gesekan itu perlu diberi lapisan film minyak untuk menjaga agar dua bidang itu tidak terjadi kontak langsung atau bergesekan langsung. Untuk menjamin umur pemakaian komponen hidrolik lebih lama, kandungan oli harus terdiri dari bahan-bahan tambah utama yang diinginkan untuk menjamin karakteristik anti keausan yang tinggi, tetapi tidak semua oli hidrolik mesti mengandung bahan tambah.
Perusahaan komponen hidrolik terkemuka VICKERS di Amerika Serikat memuji era baru industri oli hidrolik yang mengandung bahan tambah untuk menurunkan keausan dalam jumlah yang cukup. Untuk pelayanan hidrolik secara umun jenis minyak oli semacam ini memberikan perlindungan yang baik terhadap pemakaian pompa dan motor, dan yang menguntungkan lagi adalah umur pelayanan atau pemakaiannya panjang. Disamping oli memberikan campuran yang sangat bagus juga sifat perlindungan terhadap proses korosi sangat baik pula. Jenis oli semacam ini dikenal sebagi oli anti keausan.
Pengalaman telah menunjukan bahwa oli otomotip untuk poros engkol visikositas SAE 10 W dan 20-20 W, yang mempunyai tanda huruf “SC”, “SD” atau “SE”, adalah sangat cocok dan bagus untuk pelayanan beberapa sistem hidrolik apabila pada sistem itu terdapat sedikit air atau tidak sama sekali. Efek sebaliknya bahwa bahan tambah “detergen” cenderung untuk menahan air dalam ikatan campuran yang padat dan mencegah pemisahan terhadap air, bahkan untuk waktu yang lama sekalipun. Patut dicatat kiranya bahwa sangat sedikit masalah air dalam oli telah memberikan pengalaman berharga selama ini dalam penggunaan oli poros engkol dalam sistem-sistem permesinan hidrolik. Kondensasai secara normal bukanlah suatu masalah yang berarti.

1.      Sebagai Pengisi
Dalam hal tertentu, fluida adalah hanya sebagai pengisi (penutup) terhadap tekanan di dalam suatu komponen hidrolik. Terlihat pada gambar 1 bahwa tidak ada cincin pengisi antara batang terhadap rumah katupnya utuk menekan kebocoran dari lintasan tekanan tinggi ke lintasan tekanan rendah. Kerapatan mekanik pengepasan dan visikositas oli menentukan kebocoran rata-ratanya.

4.   Sebagai Pendingin
Sirkulasi minyak oli melalui pipa-pipa penghantar dan seluruh dinding bak penampung (reservor) akan menyerap panas yang ditimbulkan dalam sistem hidrolik. Di samping fungsi-fungsi utama seperti tersebut di atas, fluida hidrolik akan lebih baik apabila memenuhi sejumlah persyratan, antara lain :
1.      Mampu mencegah korosi atau komtaminasi.
2.      Mampu mencegah adanya pembentukan endapan, getah oli dan pernis.
3.      Tidak mudah membentuk buih-buih oli.
4.      Memelihara kesetabilan dengan sendirinya, dengan cara demikian akan mengurangi ongkos pengganti fluida.
5.      Secara relatif mampu menjaga nilai kekentalan walau dalam perbedaan temperature sangat tinggi
6.      Memisahkan kandungan tinggi.
7.      Sesuai atau cocok dengan penyekat dan gesekan yang dipakai pada komponen.

1.5.3     Angka SAE (Society of Automotive Engineers)
Angka-angka SAE telah ditetapkan oleh Society of Automotive Engineers untuk mengkhususkan kelas-kelas viskositas SUS oli pada suhu tes SAE. Angka-angka SAE yang tepat ditentukan dengan membandingkan waktu yang diperlukan oli untuk melewati alat tes dengan sebuah grafik oleh Society of Automotive Engineers. Angka-angka musim dingin (5 W, 10 W, 20 W) ditentukan dengan tes-tes pada 0°F. Dan oli untuk musim panas dengan angka-angka (20, 30, 40, 50, dan seterusnya) menyatakan tingkat SUS pada 21°F.

2.6 Tenaga Penggerak Winch
Gerakan berputar winch merupakan hasil perpindahan gerak berputar dari sumber tenaga penggerak. Adapun sumber penggerak winch yaitu motor listrik, mesin uap, transmisi elektro hidrolik dan ada juga menggunakan mesin diesel.
Pada umumnya penggunaan winch di kapal-kapal perikanan untuk membantu operasi penangkapan rata-rata menggunakan tenaga penggerak motor winch berupa tekanan minyak hidrolik.
2.6.2 Komponen Utama Winch Hidrolik
Suatu sistem hidrolik pada dasarnya adalah suatu cara memindahkan daya dan sumber daya ke mesin atau komponen yang dioperasikan. Daya yang sama dapat dipindahkan ke serana sabuk, poros atau sambungan lain. Media yang digunakan untuk memindahkan daya dalam sistem hidrolik adalah fluida (cairan) yang terdapat dalam pipa antara penggerak dan anggota yang digerakan. Keuntungan utama sistem hidrolik dibandingkan dengan cara lain adalah cara ini menyediakan cara yang sederhana untuk memindahkan daya ke bagian mesin yang jauh dan dengan mudah merubah gerak putar dari sumber daya menjadi gerak dalam bentuk lain seperti gerak bolak-balik dan gerak berputar. Dalam sistem terdapat beberapa komponen yang bekerja saling mendukung satu sama lain, yaitu diantaranya :

1.      Penyambung dan Pemutus Winch
Penyambung dan pemutus winch berfungsi untuk menyalurkan tenaga putar yang ditransferkan langsung dari mesin induk dengan As mesin induk. Tenaga yang ditransferkan adalah 1 : 1 maksudnya kecepatan putar yang dihasilkan oleh mesin induk sebanding dengan kecepatan putar dari winch tersebut.

2.      Drum Penggulung
Drum penggulung berfungsi untuk menggulung dan mengulur tali atau (warp). Dalam kapal-kapal penangkapan ikan, drum penggulung ini mempunyai bentuk dan ukuran yang berbrda-beda tergantung dari operasi penangkapanya, sedangkan pada trawl winch drum penggulung ini biasanya mempunyai ukuran yang besar dan mampu menampung talli baja (warp) dengan kapasita 2 sampai 3 kubik.

3.      Kapstan (gypsi head)
Kapstan atau (gypsi head) pada trawl winch berungsi untuk membantu dalam penarikan tali dalam kapal-kapal ikan khususnya kapal trawl, gypsy head sanagt penting untuk membantu dalam penarikan kantong jarring.

4.      Kopling (handel)
Kopling adalah suatu alat yang berfungsi sebagai penghubung atau penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakan. Kopling dibagi dalam dua bagian pokok, yaitu kopling tetap dan kopling tak tetap. Kopling tetap merupakan komponen yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang dogerakan secara pasti tanpa terjadi slip. Kopling tidak tetap adalah suatu komponen yang menghubungkan poros yang digerakan dengan poros penggerak dengan putaran yang sama dalam meneruskan gaya, serta dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut baik keadaan diam maupun berputar.

5.      Tangki Minyak Hidrolik
Menurut Hartono (1988), fungsi utama dari tangki minyak hidrolik adalah untuk menyimpan minyak hidrolik dan melindungi minyak dari pencemaran. Adapun fungsi tangki lainya adalah :
1.      Tangki menyimpan fluida sehabis dipakai dari sistem hidrolik, dan bekerja sebagai penahan terhadap fluktuasi (gejolak) fluida yang disebabkan oleh pemindah aliran yang tidak sama pada elemen penggerak (sistem)
2.      Tangki mampu membuang panas yang ditimbulkan oleh tenaga yang hilang hingga pada elemen penggerak dan elemen pengatur (katup).
3.      Tangki dapat menetralisir adanya buih dan gelembung yang ditimbulkan, sehingga buih dan gelembung dapat terpisah dari fluida hidroliknya.
4.      Tangki dapat mengendapka kotoran-kotoran fluida, endapan itu berada di bagain bawah tangki, sehingga bebas dari fluidanya.

Untuk melaksanakan fungsi-fungsi di atas, persyaratan rancang tertentu hampir untuk setiap pemakaian di industri. Tangki dikonstruksi dari pelat baja yang disambung dengan sambungan las, dengan kaki mengangkat tangki di atas lantai (landasan). Dengan cara ini akan memberikan pendingin oleh sirkuasi udara sekitar ke seluruh dinding tangki dan bagian bawahnya, sehingga pemindahan panasnya menjadi optimal.

6.      Elemen Penggerak Hidrolik (Motor Hidrolik)
Menurut Hartono (1988), motor hidrolik disebut juga elemen penggerak rotary mengubah energi hidrolik ke dalam torsi dan kemudian menjadi bentuk tenaga. Motor-motor hidrolik adalah mirip-mirip menyerupai pompa hidrolik dalam konstruksinya dan sebenarnya beberapa pompa hidrolik dapat juga digunakan sebagai motor. Sebagai penggantinya dari fluida yang mendorong ke dalam sistem sebagaimana yang dilakukan pompa, untuk motor adalah didorong oleh fluida melewati bagian yang menimbulkan torsi dan meneruskan gerakan putar (putaran).
Motor-motor hidrolik mempunyai cirri-ciri desain umum :
1.      Setiap jenis desain harus mempunyai suatu luas permukaan penggerak (A) yang bertalian dengan perbedaan tekanan (∆p). untuk pompa sudu-sudu dan pompa roda gigi permukaan ini berbentuk segi empat. Untuk motor-motor radaial dan aksial permukaan ini adalah berbentuk lingkaran.
2.      Dalam setiap jenis tekanan luasan terbuka (A) harus dihubungkan secara mekanik terhadap poros motor.
3.      Saluran masuk dan saluran ke luar fluida harus mempunyai suatu irama

pengaturan lubang untuk menghasilkan rotasi (putaran) terus-menerus.
Adapun jenis-jenis motor hidrolik adalah :
1.      Motor roda gigi.          3. Motor torak radial
2.      Motor torak aksial.      4. Motor baling          
           
7.      Pompa Hidrolik
Pompa hidrolik adalah media untuk mentransfer energi mekanik atau energi listrik menjadi energi hidrolik. Di kapal-kapal kecil seperti kapal perikanan pompa biasanya digerakan oleh main engine, motor bantu atau motor llistrik (Czekaj, 1989).
Menurut Hartono (1988), Pompa hidrolik merupakan suatu alat untuk menimbulkan atau membangkitkan aliran fluida (untuk memindahkan sejumlah volume fluida) dan untuk memberikan gaya sebagaimana diperlukan.
Dari bermacam-macam komponen yang ada dalam sistem hidrolik, boleh dikatakan bahwa pompa adalah komponen yang paling dominan. Fungsi dari pada pompa adalah untuk mengubah energi mekanik menjadi energi hidrolik dengan cara menekan fluida hidrolik ke dalam sistem.

1.      Katup Pengaman
Menurut Hartono (1988), katup pengatur tekanan digunakan dalam sistem hidrolik untuk mengatur gaya elemen penggerak dan untuk menentukan pemilihan batas tekanan pada saat pengaturan operasi mesin-mesin tertentu. Katup pengaman berfungsi sebagai :
1.      Untuk membatasi tekanan maksimum sistem dalam rangkaian hidrolik atau sub-rangkaian, dengan demikian menyediakan perlindungan beban lebih.
2.      Untuk menyediakan arah balik aliran pompa ke tangki, sementara tekanan sistem harus dipertahankan (sistem unloading).
3.      Untuk menyediakan arah balik aliran pompa ke tangki, sementara sistem tidak dipertahankan (sistem off-loading).
4.      Untuk memberikan perlawanan aliran fluida pada batas-batas tekanan yang dapat dipilih (gaya pengimbang).

2.      Pipa-Pipa Saluran (konduktor) Fluida.
Selang, pipa, dan lubang fulida menghubungkan berbagai komponen hidrolik dan menghantarkan fluida ke seluruh sistem. Saluran konduktor (penghantar) harus mampu menahan bukan hanya tekanan sistem maksimum menurut perhitungan, tetapi juga kejutan-kejutan tekanan yang timbul dalam sistem. Pemilihan konduktor (tabung, pipa logam atau karet) dan elemen penyambung (fitting) tergantung pada faktor-faktor berikut :
1.      Tekanan statis dan dinamis                 6. Kekuatan kebocoran
2.      Aliran rata-rata                                    7. Kondisi Lingkungan
3.      Kesesuian terhadap fluida                  8. Pemakaian
4.      Pemeliharaan                                       10. Harga
5.      Vibrasi

Konduktor fluida cair dalam sistem hidrolik harus mempunyai luas penampang yang cukup besar untuk menghantarkan alira fluida rata-rata tanpa menimbulkan rugi-rugi kelebihan tekanan. Pipa berlapis baja biasa digunakan untu konduktor-konduktor kaku dan semi-kaku. Dan pipa fleksibel (selang karet) digunakan apabila cairan fluida harus dihubungkan dengan bagian-bagian mesin yang bergerak (mesin perkakas, crane, mobil, dan pemakaian pada alat-alat pertanian), atau apabila vibrasi dapat menimbulkan kebocoran pada sistem pemipaanya (Sumber : Hartono, 1988).














Tidak ada komentar:

Posting Komentar